Selasa, 9 Ogos 2011

Kita Dan Buku

Kamu, yang sekarang tengah merasa berada di titik letih yang amat terhadap perasaan sendiri.
Ada yang salah, dan kamu telah mengetahuinya dengan amat jelas.
Dalam klimaks tersebut, kamu tahu bahawa kamu perlu lekas bergegas.
Sebentar, bergegas itu tidak bererti terburu-buru,
Jadi bolehkan, sempatkan sedikit waktu berbincang dan menghirup kopi denganku?
Hmmm… Bila waktu yang sedikit ini bukan tentang berdialog, maka biarkan waktu ini aku manfaatkan untuk menasihatimu.
Hal yang ingin aku sampaikan ini tidak akn menunggu waktu lain.
Untuk itu, biarkan aku berbicara terlebih dahulu.

Telah adakah ditangan mu, sebuah buku yang terbuka tanpa baris dan tanpa noda tinta?
Bila belum ada, maka cari lah. Semoga ia tak jauh dari jangkauan mu saat ini.
Saat kamu sendiri seperti sekarang kamu perlu lebih banyak halaman kosong.
Uikss…iya, aku mengerti kamu merasa hairan dengan hal ini.
Simpan kehairanan itu, kerana seperti Musa saat bersama Khidir, kamu tidak boleh menghalangiku dengan kehairananmu.
Anggap saja aku sedang membantu mu melarikan diri.. Meski kamu merasa telah begitu ahli berlari.. Tapi kali ini, pelarian khusus yang hendak kau hadapi.. Kau perlu aku, cepat atau lambat kau akan menyedarinya.
Ah... ia, buku dengan halaman kosong itu.. nantinya akan terisi sendiri tanpa perlu kau menuliskannya.. Ia akan penuh dengan tulisan/coretan/gambar segera setelah kau mengambil langkah.. Jangan bimbang...
Hey, kamu... Mengendalikan halaman kosong itu jelas bukan urusan tangan mu.. Tapi itu menjadi tanggungjawab hati dan fikiran mu.. Untuk mengatur halaman kosong tersebut, kamu harus punya kendali bagi hati dan pikiran mu.. Cukup hal itu.

Hey, kamu... Aku tidak mampu berjanji akan bersamamu sepenuh hati.. Kerana Tuhan menggariskan demikian, kita tidak akan selamanya bersisian.. Jadi sejak sekarang, sedikit demi sedikit, kamu perlu belajar menerima kehilangan.. Kamu akan terbiasa dan menjadi dewasa dengan waktu.. Percaya padaku...
Dan kamu, buku itu, buku yang saat ini hanya berupa halaman-halaman kosong itu... Ia yang akan selalu disisi dengan mu. Cukupkan ia untuk mu...
Dan, saatnya bergegas... Ternyata aku tidak punya cukup kemampuan untuk menyita waktu mu.. Semoga berhasil.. Wallahu'alam

... Ibu Nora ...

Tiada ulasan: